Mencari Ujung yang Tak Kunjung Usai

Aku selalu berada dalam pusaran pertanyaan-pertanyaan seperti ini: 

Di mana aku tiga puluh tahun dari sekarang? 

Apa yang sedang kuperjuangkan?

Mengapa aku merasa terlalu lelah untuk melakukan apapun, meskipun itu, sekadar melangkahkan kaki keluar dari kediamanku untuk membujuk perut yang sudah semakin berisik?

Dan, pertanyaan-pertanyaan lain yang seringnya mengambang begitu saja dan terlupakan pada jam-jam berikutnya. 

Aku barangkali terlalu banyak berkhayal, jika tidak mau mengakui bahwa berkhayal adalah salah satu keahlianku. 

Aku bisa betah duduk diam di bangku taman, berjam-jam, sendirian, melamunkan banyak hal yang bila kutuliskan, mungkin bisa beratus-ratus halaman buku. Terlalu banyak yang kupikirkan dalam satu hari yang berjalan hingga ketika malam hampir habis, aku biasanya selalu menyesali perbuatan sia-sia itu, sedangkan tidak satu pun dari yang kulamunkan itu akan menjadi kenyataan. Seperti misalnya, aku berkhayal akan menikah dengan Maudy Ayunda suatu hari nanti.

Seperti misalnya sore kemarin, setelah puas buang-buang waktu melamunkan ini itu, hujan turun menderas. Deras sekali. Aku, dengan alasan yang tidak kuketahui saat itu, merasa tenang-tenang saja berjalan gontai di tengah amuk hujan itu. Basah ya basah. Tapi kemudian, dalam kekuyupan itu, aku justru melamunkan hal lainnya. Ya, kali ini, tidak jauh-jauh dari tema kenangan. Tentang kenapa hujan selalu memancingku untuk menumpahkan kenangan-kenangan lama yang terpendam dalam hati dan kepala, aku tak memiliki penjelasannya. 

Selain gemar berkhayal dan melamunkan kenangan, aku juga suka sekali mempertanyakan masa depan.

Misalnya, seperti apa hari-hariku ketika nanti aku berumur lima puluh tahun lebih? Apakah aku akhirnya memiliki cinta sejati? Atau, sudahkah aku berhasil memberikan sesuatu yang berharga bagi peradaban? Hingga ke pertanyaan politis seperti, apakah akhirnya Rhoma Irama berhasil jadi presiden pertama republik ini yang berlatar belakang penyanyi dangdut?

Aku tahu, sampai kapanpun, kepalaku akan senantiasa dihentak-hentak berbagai pertanyaan. Dan yang paling berat tentunya, pertanyaan seputar kapan aku akan wisuda.

Ah, sudahlah.


Komentar