Nyanyianku

Sayang, akan kunyanyikan sebuah lagu untukmu. Lagu tentang riuh darah dalam nadiku yang tengah mengangkut milyaran partikel rindu. Tentang lembayung yang bertengger teduh di pelupuk matamu kala kautatap aku dengan cinta yang meluap-luap seperti amuk taufan di tengah samudera. Tentang ciuman terakhir kita pada suatu malam yang sepi dari deru-deru cemburu. Tentang camar-camar yang tertawa pada kita. Tentang pepasir lembut yang menempel di pipimu. Juga tentang kerentaan jiwaku yang meretak di semua sudutnya, seperti talam yang berkarat dan penuh lubang, di hari ketika kau mati, lalu berhenti menjadi bidadari.

Sayang, bila nanti laguku tak syahdu, pura-puralah seakan kau menikmatinya. Seperti mana diriku yang senantiasa berpura-pura menganggapmu masih ada.

(Malang, 26 Oktober 2016)

Komentar