Janjimu Pada Setangkup Hatiku yang Dulu Layu (Sebuah puisi)

Ingatkah kau akan janji yang kautuangkan ke setangkup hatiku yang dulu layu?
Ia bertumbuh tiada tahu musim dan zaman
Nan berlari bak kilatan burak menuju arasy Tuhan:
Cepat mekarnya. Hebat tegaknya. Lebat pengharapannya.
Mencengkeram palung bumi hingga tujuh lapis kubur purba di dasar merapi.
Janjimu sempurna memporak-porandakan tabir mimpi buruk di setiap langkah ringkih yang kupelihara diam-diam tanpa ucap.
Ia bak duyung yang mengapungkanku kembali setelah terbujur menyasar lantai samudra beku di Atlantika.
Bagai sehelai dawai syahdu di gitar tuaku yang kehilangan nada ria.
Berselasar teduh, bertonggak teguh, bersirap rindang merencah masa.
Lalu tatkala jenuh menerpamu di suatu malam nan legam,
masihkah kau ingat akan janji yang kautuangkan ke setangkup hatiku yang dulu layu?


Malang, 1 Februari 2014
Miko Waldufri

Komentar