Dulu Pena Sekarang Keyboard

Saya terkenang akan beberapa kisah tentang para ulama dan ilmuwan di masa lalu. Entahlah, ingatan saya akan cerita-cerita itu muncul begitu saja ketika tahu-tahu saya ngeblank di depan layar laptop, membiarkan waktu terus bermanuver cepat menyalib saya, meninggalkan saya termenung tanpa tulisan apapun di lembar kerja Ms Word saya. Kursor berkedip-kedip, seolah mengejek saya yang masih belum menemukan ide untuk memulai sebuah tulisan. Lalu, ingatan itu berkelebat tiba-tiba.


Bagi kamu yang membaca sejarah Islam, tentu tidak asing dengan nama-nama besar sekaliber Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Imam Al-Bukhary, Imam Muslim, Imam Ahmad, Imam Asy-Syafi'i (Khusus imam yang satu ini, siapa kita orang Indonesia yang tidak kenal beliau? :) ), dan masih buanyaak lagi imam-imam lain yang memiliki kharisma memukau. Sebut pula ilmuwan-ilmuwan Islam seagung Ibnu Sina sang bapak kedokteran itu, Ibnu Rusyd yang selain filsuf juga merangkap sebagai ahli ilmu ushul fiqh, sebuah cabang keilmuan penting dalam islam, yang kiprahnya mampu membentuk, merintis dan menyokong pondasi kuat peradaban umat manusia modern seperti sekarang.

Ok, yang terlintas di ingatan saya itu adalah begini, kamu juga pasti tahu kan, kalau mereka yang saya sebut tadi itu semua punya karya-karya yang luar biasa! Coba cari di google deh, berapa banyak buku-buku yang bisa mereka tulis? Kamu pasti akan berdecak kagum. Dan yang lebih bikin kita, orang-orang zaman modern ini, tercengang adalah fakta bahwa di zaman mereka hidup, segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menulis masih sangat manual! Tidak ada teknologi komputer semudah sekarang, bahkan mesin tik yang paling jadul sekalipun baru muncul beberapa abad belakangan ini kan? (Maap yak, aku belum sempet googling siapa penemu mesin tik :p ). Tapi dengan keterbatasan fasilitas yang demikian, ternyata mereka mampu menelurkan karya-karya ajaib berpuluh-puluh bahkan ratusan jilid.

Nah! inilah yang menyentak saya waktu ngeblank itu. Ingatan ini hadir semacam sebuah shock therapy buat saya. Masa iya kan, kita yang hidup dengan kemudahan yang berlimpah seperti sekarang ini, kalau mau menulis tinggal menggerakkan jemari di atas hamparan keyboard yang empuk, mudah, gampang, simpel, tapi masih saya mood-mood-an bahkan otak ini masih saja suka ngambek kagak mau menulis, tidak menemukan ide, buntu. Sementara mereka?Yang menulis dengan pena dan tinta seadanya?

Saya, kamu, siapapun yang membaca tulisan ini, mari kita mulai menulis, menulis, dan menulis. Menulis apapun yang terlintas di pikiranmu, selama itu bermanfaat, kenapa tidak? :)

Salam.

Komentar

  1. Inspirasing miko...!!!
    Tulisanmu ini hentakan buat ane untuk mencoba lebih dahsyat lagi dalam berkarya, terutama dalam kepenulisan...

    Let's writing...!!!
    http://rajahikmah.wordpress.com/

    BalasHapus

Posting Komentar