aku melihat anak kecil menadah langit
dengan mata menyalang terang
aku mendengarnya berbisik kepada Tuhan
"aku ingin pulang"
aku hampiri ia, tubuhnya berjelaga, kubertanya
"engkau mau pulang ke mana?"
ia berbisik ke dalam diriku
"ke tempat di mana kebencian lebih pemalu dari perawan"
aku menyelami bola mata anak kecil itu
melalui tingkap wajahnya kulihat diriku bertanya padaku
tentang bisikanku pada Tuhan
melalui bibir anak kecil itu
kudengar suaraku bergetar lirih padaku yang memaku
"pulanglah, selagi pagi, sebelum kebencian mengutukmu jadi babi"
(Malang, 7 Januari 2017)
Komentar
Posting Komentar