Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Ngomongin Film 'Dilan 1990': Memanggil Ulang Kenangan di Kepala Masing-masing

Gambar
Foto milik Falcon Pictures P eringatan: tulisan ini akan panjang dan membosankan, penuh spoiler , ngalor-ngidul gak jelas seenak yang nulis, dan sama-sekali tidak akan membantumu masuk surga. Sebaiknya dahulukan sholat dan baca Qur’an dan mengerjakan PR hehehe. Pertama-tama, perlu kuberitahukan kepada khalayak budiman bahwa aku menonton film ini tanpa ekspektasi yang tinggi, tidak berharap banyak, karena sampai malam itu, ketika akhirnya saya memutuskan untuk menontonnya setelah seminggu lebih plesetannya viral di mana-mana, film drama percintaan remaja terbaik menurutku masih dipegang oleh Posesif (2017). Jadi begitu, aku tetap menonton karena memang cuma ingin mendapatkan hiburan ketimbang bengong di kosan mengingat-ingat kenangan sama mantan. Dan syukur-syukur kalau ternyata bisa membuktikan kebenaran rekomendasi dari teman-temanku dan mematahkan perasaan skeptis dalam diriku sebelum-sebelumnya. Enaknya menonton tanpa ekspektasi apapun adalah kamu akan enjoy dan tenang ...

Wanitaku

Hai, sapaku, dan langit adalah bola matamu apakah kau bersedih? tanyaku. matamu mengucurkan hujan yang biru aku tenggelam oleh durjamu. jangan risau, kataku, akan kubikinkan kau pelangi aku tahu itu bohong saja dan kamu pun mengerti aku bukan matahari. tak perlu, jawabmu, cukup berdiri di situ dan jangan pergi, mohonmu lagi, tangismu menjelma salju. tidak akan, kubilang, dan senyumanku ialah telaga yang mengendapkan luka diam-diam aku mendengar malaikat berbisik, konon takdirku adalah menjadi hati tempatmu melabuh di kemudian hari. tapi kau akan menderita, cemasmu, wajahmu menjadi purnama yang mendung dan berdebu. aku tak apa, tegarku, dan air mata lindap dari sungai-sungai kering di wajahku dadaku telah jadi samudera yang bisu. pergilah, bisikku, kamu 'kan kutunggu kelak, pulanglah bila tak seorang pun lagi yang cinta padamu. aku rumahmu. (Malang, 2 Februari 2018)