Memikirkan 1910 Cara Kematian
Hai, Oktober. Kamu datang lagi, ya. Terlalu cepat, kurasa. Belum beberapa kejap kakiku berjalan-jalan di sudut-sudut September yang kering, berdebu dan sunyi, tahu-tahu kau telah berdiri di sini, di hadapanku, merentangkan tanganmu lebar-lebar, menatapku dengan bola mata beningmu yang dapat kuselami kedalamannya yang sarat ingatan-ingatan; menerbitkan kelu di sekujur tubuhku yang masih belum sepenuhnya pulih dari sesuatu yang aku sendiri tidak tahu harus menamainya apa. Luka? Mana ada luka yang tak sembuh bertahun-tahun lamanya? Cemen sekali kalau aku harus takluk oleh hal-hal dramatis seperti itu. Yekan?