Puisi Tanpa Judul
aku mencintaimu semenjak dari derita yang paling hampa kaugenggam jemariku dan berkata: "Jangan putus asa, aku ada." kaupeluk ragaku yang hampir runtuh; hangat napasmu di bibirku cairkan gegunung ketakutan tentang esok yang tak diperuntukkan padaku; yang tenggelam di kubangan kebinasaan "Senyumlah kembali, aku di sini," bisikmu lirih dan kepalamu jatuh di pundakku yang tak teguh kautuntun langkahku pergi kauajak berlari "Kita selamanya!" teriakmu dan dadaku bungah oleh harapan-harapan yang berdua kita patri di kedalaman impian dan aku semakin terjerembab di cintamu yang paling palung dan sunyi kurekat hatiku kuat-kuat kugenggam dirimu hebat-hebat Hingga suatu petang, takdir angkuh menggunggungmu menjauh kisahku dipaksa tamat: dalam sekejap duniaku kiamat. (Malang, 19 Januari 2017)